Oknum Relawan Tebar Fitnah, Ini Tanggapan Tokoh Terkait Kasus Ibu Sina di Amassangang Pinrang

banner 468x60

Aseranews – Kasus keributan terjadi di Desa Amassangang, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, beberapa waktu lalu.

 

Hal itu dipicu oleh perebutan hak asuh anak dari seorang ibu bernama Sina yang meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya.

 

Ibu Sina meninggalkan dua buah hati bernama Tisa dan Tiara.

 

Perebutan hak asuh pun terjadi, melibatkan pihak keluarga Sina dan Tim Relawan.

 

Tim Relawan bersikukuh hendak membawa dua anak Sina ke panti asuhan. Sedangkan pihak keluarga menolak hal itu dilakukan, sebab merasa masih mampu membiayai dan memenuhi kebutuhan hidup kedua anak tersebut.

 

Video keributan tersebut viral di media sosial dan mendapat respon dari berbagai pihak.

 

Situasi semakin memanas, setelah salah seorang oknum dari Tim Relawan disinyalir melontarkan ungkapan fitnah kepada pihak keluarga.

 

Oknum tim relawan tersebut mengklaim bahwa selama ini pihak keluarga tidak pernah menunjukkan kepedulian kepada Ibu Sina dan menyebut bahwa pihak keluarga punya niat untuk menguasai uang donasi yang telah dikumpulkan oleh pihak relawan.

 

“Narasi itu disebarkan di media oleh oknum relawan. Jelas sekali ini adalah fitnah yang sangat keji. Masyarakat di sini pasti lebih tahu dan paham bagaiamana kami selalu berusaha menunjukkan kepedulian kepada Ibu Sina,” kata salah seorang Tokoh Pemuda Amassangang, Ami saat dikonfirmasi, Kamis (19/6/2025).

 

Terkait donasi yang telah tersalur, lanjutnya, pihak keluarga sama sekali tidak memiliki niat untuk menguasai atau memiliki. Jika itu perlu, menurut Ami, biarkan uang donasi itu dikelola oleh tim relawan dan pihak keluarga tetap mengambil hak asuhnya.

 

“Lagi-lagi ini bukan soal donasi, ini panggilan keluarga. Kami selaku keluarga punya hak dan kewajiban untuk merawat anak itu,” jelas Ami.

 

Influencer Muda Pinrang, Jayadi turut memberi komentar terhadap kasus ini.

 

Sebagai salah seorang mediator gerakan donasi Ibu Sina, Jay merasa perlu untuk menyampaikan sejumlah informasi keliru yang tersebar luar di media.

 

Menurutnya, pihak keluarga tidak pernah berpangku tangan terhadap penderitaan yang dialami Ibu Sina.

 

Bahkan, mereka rutin bergantian membawakan kebutuhan sehari-hari. Ibu Sina juga sempat dibawa ke rumah sakit di Makassar untuk mendapatkan perawatan intensif.

 

“Tapi karena permintaan Ibu Sina sendiri, akhirnya ia dipulangkan. Sampai di situ, pihak keluarga masih terus bergotong-royong memberikan bantuan,” jelas Jay dalam video reels yang diuplaod melalui akun Instagram @jayadi, Rabu (18/6/2025).

 

Jay melanjutkan, selama ini ia selalu menjadi mediator untuk menengahi konflik yang melibatkan relawan dan pihak keluarga. Sebab, tidak bisa dipungkiri, kedua belah pihak punya sisi kesalahan masing-masing yang perlu diutarakan lewat ungkapan permintaan maaf ke publik.

 

“Saya sudah memediasi pembuatan video permintaan maaf untuk keduanya. Pihak keluarga akhirnya legowo untuk meminta maaf,” jelasnya.

 

“Tapi saat saya menagih video dari pihak relawan, saya justru mendapat tanggapan yang kurang mengenakkan. Dia bilang, Caka, kenapai? (Saya tidak mau, kenapa?),” kata Jay menambahkan.

 

Ia menegaskan, niatnya berkomentar dalam kasus tersebut semata-mata untuk meluruskan kekeliruan informasi yang terlanjur menyebar dan merugikan sejumlah pihak.

 

Hanya saja, ada oknum relawan yang justru menuduhnya sebagai provokator.

 

“Saya selalu menjadi mediator. Ketika orang lain ada salah, saya kejar untuk minta maaf ke relawan. Tapi ketika relawan ada salah dan saya kejar, saya malah dituduh provokasi karena mengungkap fakta,” pungkas Jay.

 

Untuk diketahui, kasus ini telah ditangani pemerintah setempat dan menelurkan keputusan bahwa dua anak yang ditinggalkan Ibu Sina terpaksa dipisahkan.

 

Satu anak dibawa pihak relawan, satunya lagi dirawat pihak keluarga.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *