Aseranews – Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan mendesak Polri untuk segera melakukan Evaluasi Internal terkhusus dalam wilayah Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan terkait Penanganan Aksi Demonstrasi yang diduga dilakukan secara Represif dan Penuh Kekerasan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Rabu, 28/8/2024
Ribuan Mahasiswa melakukan Demonstrasi di Kota Makassar dengan Membawa isu Penolakan RUU Pilkada serta Mengawal putusan Mahkamah Konstitusi dengan tuntutan Menolak Politik Dinasti Joko Widodo. Massa Aksi ini ialah Gabungan Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Universitas Bosowa (Unibos), Universitas Negeri Makassar (UNM), beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP), dan kampus swasta lainnya.
Ma’ruf Pangewa Selaku Ketua Eksternal PKC PMII Sulawesi Selatan mengecam atas dugaan tindakan kesewenang-wenangan serta Represifitas yang dilakukan oleh oknum Aparat Kepolisian Pengamanan Unjukrasa kepada Mahasiswa yang berunjuk rasa di Kota Makassar.
Tindakan Represif tidak mencerminkan Karakter Institusi sebagai bangsa yang beradab dan Tindakan aparat Kepolisian telah menyalahi prosedur dalam Pengamanan Demonstrasi sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengendalian Massa (Protap Dalmas).
“Sangat disesalkan ketika adanya dugaan tindakan represif secara berlebihan yang dilakukan Aparat Kepolisian terhadap massa aksi setiap momen Demonstrasi. Seharusnya dalam melaksanakan Tugas, Polri wajib memenuhi ketentuan berperilaku tidak boleh menggunakan kekerasan” pungkasnya.
Kami juga Menegaskan agar aparat kepolisian segera melakukan Pembenahan dalam Internal Polri terkait Penanganan Unjuk rasa di lapangan dan mengedepankan untuk melakukan pendekatan Humanis dan lebih manusiawi.
“Aparat Kepolisian seharusnya menunjukkan Citranya sebagai Institusi yang komitmen dalam Melindungi Hak kebebasan berekspresi, bukan malah sebaliknya. Kalau insiden kekerasan dan Represif terjadi secara terus-menerus, itu artinya Pimpinan Kepolisian dalam wilayahnya gagal menjadi seorang Leader dalam Memimpin” tutupnya.
Kontributor : Syahrul