Ketua GP Ansor Bulukumba : Aksi Demo di PBNU Tidak Beradab

Ketua GP Ansor Bulukumba ( Rasyidin, SHi) )
banner 468x60

Aseranews – Kecaman atas aksi demonstrasi sekelompok orang yang mengatasnamakan Aliansi Santri Gus Dur di kantor PBNU, Jakarta Pusat terus berdatangan dari berbagai penjuru tanah air. Sabtu, 5/8/2024

Terbaru datang dari Sulawesi Selatan, Kabupaten Bulukumba, melalui Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Bulukumba, Rasyidin, yang mengecam keras aksi tersebut.

Menurut Rasyidin pihaknya sangat mengecam dan mengutuk aksi tersebut, karena dinilai jauh dari nalar, etika, adab dan tradisi kaum Nahdliyin (warga NU-red).

“Kami tentunya sangat mengecam dan mengutuk keras aksi tersebut, tindakan ini di luar kebiasaan kita sebagai santri NU. Ini su’ul adab kepada para guru, masyayikh dan ulama kita sendiri,” buka Rasyidin.

Sebelumnya, aksi massa tersebut kemarin mendatangi kantor PBNU, dengan tuntutan meminta Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf dan Sekretaris Jenderal PBNU, KH Saifullah Yusuf untuk mundur dari jabatannya, karena dinilai telah melakukan upaya yang dianggap menyimpang dari tujuan PBNU.

“Tuntutannya, ketika melanggar muktamar, siapa pun Ketua Umum yang menahkodai ini harus mundur. Jangan justru membangun manuver politik yang memecah belah umat dan rakyat,” ucap koordinator demo, Muhammad Sholihin.

Sikap resmi PC GP Ansor Bulukumba

Melalui keterangan pers yang masuk ke media ini, PC GP Ansor Bulukumba mengambil sikap mengecam aksi tersebut.

Rasyidin selaku Ketua PC GP Ansor Bulukumba turut menyampaikan, “Di internal kita warga Nahdliyin perbedaan pendapat itu lumrah, tapi sudah menjadi tradisi bila itu terjadi diselesaikan atau dibicarakan dengan cara yang baik, sebagaimana ulama-ulama kita telah contohkan.”

“Bukan justru merendahkan harkat dan martabat para Kiai kita yang ada di jajaran PBNU melalui aksi seperti itu. Kami ingatkan kepada yang menggelar aksi, jangan sampai karena kepentingan segelintir orang sehingga mengabaikan kebiasaan takzim kita kepada orang tua kita di Nahdlatul Ulama,” tambahnya.

Rasyidin tak lupa menyampaikan harapannya, agar hal yang sama tidak terulang kembali.

“Sekali lagi kami tegaskan bahwa aksi tersebut sangat jauh dari kebiasaan kita sebagai kader-kader NU, apalagi ini membawa-bawa nama guru bangsa Gus Dur. Kami harapkan aksi seperti itu tidak lagi terulang di waktu mendatang,” kuncinya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *